Selasa, 21 September 2010

Mutiara Putih Dari Kaligesing

0 comments
Oleh Dedy Winarto

Kambing peranakan etawah (PE) bagi masyarakat Purworejo sudah tidak asing lagi bahkan familiar pada tataran regional, nasional, atau internasional. Selama ini kambing PE dikenal karena performance fisiknya yg bagus. Bobot kambing jantan dewasa 60-90 kg, sedangkan betina 50-60 kg, jauh lebih berat dibandingkan dgn kambing lokal lainnya seperti kambing kacang, marica, gembrong, dan sebagainya.
Tidak mengherankan banyak yg menyukainya sebagai bibit dan klangenan (kontes ternak) yg menjadikan harganya fantastis, bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah untuk kualitas A.
Sayangnya belum banyak yg tahu potensi lain dari ternak ini. Kambing PE merupakan kambing tipe dwiguna yakni sebagai penghasil daging dan susu. Produksi susu mencapai 1,5-3,7 lt/ekor/hari dengan lama masa pemerahan 7-10 bulan.
Kambing PE dan turunannya telah dijadikan komoditas unggula di Kabupaten Purworejo. Karena memang berasal dari kabupaten ini. Tepatnya di kecamatan Kaligesing, sisi timur kabupaten. Kawasan ini merupakan dataran tinggi bagian dari perkebunan Menoreh.
Masyarakat di daerah ini turun temurun memelihara kambing PE dgn skala 5-10 ekor/keluarga. Populasi kambing PE dikawasan ini tahun 2008 telah mencapai 65.000 ekor.
Melalui keputusan mentri pertanian nomor 2591/Kpts/PD.400/7/2010 tanggal 19 juli 2010, kambing peranakan etawah di kabupaten Purworejo telah ditetapkan dengan nama baru, yakni kambing kaligesing.
Dengan demikian masyarakat mulai membiasakan diri menyebut kambing PE dengan sebutan kambing kaligesing. Kabupaten Purworejo tentu punya tanggung jawab besar untuk tetap unggul. Susu kambing kaligesing juga memiliki beberapa kelebihan yg menjadikannya sebagai daya tarik tersendiri laksana mutiara putih, yang banyak dicari orang.
Pertama, susu kambing ini bisa dijual dgn harga yg cukup tinggi yakni 20 ribu per lt bahkan bisa 30 ribu ditangan konsumen.
Harga ini lebih tinggi dari susu sapi yg berkisar 2.500 sampai 3.500 per lt. Tingginya harga karena susu kambing kaligesing di manfaatkan sebagai terapi alternatif gangguan pernafasan seperti asma, atau infeksi paru2. Di luar negeri dimanfaatkan sebagai perawatan kecantikan.
Kedua, kandungan gizinya lebih baik, diantaranya kandungan kenal susu dan ikatan karbon. Susu kambing memiliki ukuran butiran yg berdiameter kecil dgn proporsi yg lebih tinggi yaitu 82,7% sedangkan sapi hanya sekitar 65,4%.
Selain itu, 20% lemak susu kambing mempunyai rantai karbon yg lebih pendek dan menjadikannya lebih mudah dicerna.
Susu kambing kaligesing juga mempunyai persentase protein, vitamin dan mineral seperti kadar kalsium, fosfor, kalium, magnesium dan natrium yg lebih tinggi.
Menurut M Sutono, salah satu pengusaha susu kambing kaligesing, saat ini dia memasarkan susu kambingnya hingga solo, jogja, surabaya, bogor, bandung, sukabumi dan jakarta. Permintaan semakin meningkat dan pihaknya selalu kekurangan stok.
Diperlukan dukungan kerja sama antara peternak sebagai obyek dan subjek usaha, dan Dinas Peternakan, Dinas Perhutani serta perguruan tinggi agar mampu mengoptimalisasi potensi susu kambing kaligesing.
Dengan demikian, mutiara putih dari kaligesing itu, kedepannya makin bersinar, tidak hanya didominasi penjualan bibit semata yg mengancam keberadaan plasma nutfah unggul tetapi bisa diantisipasi dgn memaksimalkan potensinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar