Rabu, 17 Oktober 2012

Pertanyaan Seumur Hidup

0 comments

pemandu kehidupanGerundelan Regalia
 
Pertanyaan seumur hidup, ketika orang mendengar kalimat “pertanyaan seumur hidup” sebagian orang akan menerka isi dari artikel ini tanpa membacanya. Sebagian yang lain akan merasa tertarik untuk membuka artikel ini.
Dari sebagian yang tertarik itu akan membaca sekedar untuk memuaskan rasa ingin tahu & sebagian lain akan membaca untuk membandingkan isi artikel ini dengan apa yang ia alami & rasakan selama ini. Untuk menyakinkan dirinya bahwa orang lain pun ada yang seperti dirinya, memiliki pertanyaan seumur hidup. Bukan karena tidak ada jawabannya sehingga menjadi pertanyaan untuk seumur hidup, tetapi karena pertanyaan yang setiap jawabannya akan didapatkan dengan menjalani kehidupan ini.
Sebenarnya jawaban-jawaban dari pertanyaan ini sudah tersedia dan dapat diperoleh dengan instant tanpa perlu menunggu hingga seumur hidup untuk bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Tetapi jawaban-jawaban tersebut akan kurang memberikan kepuasan & terkadang terlupakan begitu saja sehingga pertanyaan-pertanyaan tersebut akan muncul kembali seperti sebuah siklus.
Hal ini karena melewatkan satu tahapan penting yaitu proses bagaimana jawaban itu bisa terbentuk. Untuk itulah saya mencoba menulis artikel, artikel ini saya tulis untuk diri saya sendiri & juga orang-orang yang saya yakini akan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan seumur hidup saya. Salah satunya seseorang yang saat ini sedang berjuang untuk bisa mencapai impiannya. Seseorang yang memiliki tekad kuat & saya yakini akan membantu menulis kisah hidup saya.

Artikel ini saya buat untuk memberi-tahu dia, kenapa saya bisa merasa yakin kepadanya.
Saya mulai artikel ini dengan sebuah pertanyaan kepada diri saya sendiri, pertanyaan yang terus terngiang di telinga saya sejak saya berumur 15 tahun: “APA SEBENARNYA TUJUAN HIDUP SAYA DI DUNIA INI?”
Sebuah pertanyaan yang sering diajukan orang kepada dirinya sendiri. Sebuah pertanyaan yang memiliki banyak sekali jawaban. Beberapa kali saya coba menjawab pertanyaan ini. Jawaban pertama yang saya yakini adalah “Untuk menjadi orang sukses & membahagiakan orang tua”. Sebuah jawaban yang menjadi tujuan hidup banyak manusia pada umumnya.
Selang beberapa tahun kemudian saya mulai menyakini jawaban lain. Tujuan hidup saya adalah untuk menjadi orang yang bahagia di dunia & akhirat. Cukup lama saya menyakini jawaban ini, karena jawaban ini sesuai dengan apa yang diajarkan oleh kepercayaan saya.
Setelah beberapa lama kemudian saya mulai mengubah jawaban saya lagi. Jawaban ini saya peroleh setelah saya membaca sejarah dan kisah para nabi & para ulama. Saya terinspirasi akan sebuah kisah yang terdapat dalam salah satu kitab yang menyatakan “tidak ada kebahagian yang melebihi bahagianya dapat bertatap muka dengan Sang Pencipta kita ALLAH SWT, Dan hanya orang-orang tertentu saja yang akan mendapatkan keistimewaan tersebut”.
Hati saya bergetar ketika membaca kata-kata tersebut, diri saya bergejolak & bersemangat, Saya bisa merasakan bahwa inilah yang menjadi tujuan dari hidup saya. Saya ingin sekali menjadi salah satu manusia yang memperoleh keistimewaan tersebut. Dan untuk itu saya bertekad untuk menjadi seseorang di antaranya,
TAPI BAGAIAMANA CARANYA? Pertanyaan baru ini timbul dari dalam diri saya, saya pun coba belajar, belajar belajar, hingga akhirnya saya merasa jenuh karena saya belum mendapatkan jawaban dari pertanyaan baru saya ini.
Di zaman ini banyak sekali ajaran-ajaran yang ada di dunia ini yang mengajarkan bagaimana cara menjadi orang seperti itu, dan satu sama lain terkadang saling bertentangan. Yang mana harus saya pilih. Pertanyaan itu terus menggema di telinga saya.
Hingga suatu ketika saya teringat pada tujuan awal hidup saya yaitu ingin membahagiakan keluarga saya. Dan saya mulai menetapkan kalau saya akan mengikuti ajaran yang dianut oleh keluarga saya, karena sejak awal saya ingin membahagiakan mereka & mereka pun pasti menginginkan saya bahagia.
Dengan keyakinan teguh saya mulai mendalami ajaran yang dianut oleh keluarga saya agar bisa menjadi orang yang seperti saya inginkan,
Saya belajar dan terus belajar, hingga saya mulai memahami bahwa sangat sulit sekali untuk menempuh jalan supaya dapat memperoleh keistimewaan tersebut. Apalagi mengingat situasi zaman yang seperti sekarang ini. Untuk bisa menempuh jalan itu saya harus merelakan hal-hal yang bersifat nafsu duniawi & fokus beribadah kepada-NYA.
Saya juga harus merelakan kehidupan bahagia bersama keluarga saya agar bisa fokus. Hal ini sangat sulit sekali untuk saya lakukan karena ternyata tujuan untuk membahagiakan keluarga telah meresap ke setiap darah saya tanpa saya sadari, Ternyata ketika saya mengubah tujuan hidup saya, tujuan hidup yang dulu saya tinggalkan tersebut telah melebur sepenuhnya dalam diri saya. Saya mulai menyadari & bisa memahami takdir hidup saya. Selama ini saya telah membuat 3 titik tujuan hidup yang ternyata saling terhubung satu-sama lainnya & sulit untuk memisahkannya. Tapi apakah tujuan hidup saya tidak akan bertambah di masa depan? saya tidak tahu. Saat ini saya hanya bisa membiarkannya, membiarkannya terjawab dengan sendirinya seiring berjalannya waktu atau menghilang dalam benak saya karena sejak awal pertanyaan itu memang tidak seharusnya dipertanyakan.
Tiga tujuan hidup.
Tiga tekad hati.
Tiga aliran kehidupan
Tiga yang saling mempertemukan,
Tiga yang saling menghubungkan,
Tiga yang saling menjelaskan.
Tiga yang akan membuka,
Tiga yang akan mengisi,
Tiga yang akan menutup,
Itulah bagaimana saat ini hati saya menjelaskan pemahaman hidup saya tentang tujuan hidup yang saya inginkan. Untuk itu…
Saya harus bisa memahami semua tujuan hidup saya ini.
Saya harus bisa memiliki tekad hati yang kuat untuk bisa menggapai semua tujuan hidup saya.
Saya harus bisa membawa aliran kehidupan menuju tujuan hidup saya.
Saya harus yakin bahwa tujuan-tujuan ini akan mempertemukan saya dengan orang-orang & pengalaman hidup yang luar biasa sehingga saya bisa memahami tujuan hidup saya.
Saya harus yakin bahwa tujuan-tujuan ini akan menghubungkan perasaan saya dengan semua orang yang ada di dunia sehingga saya bisa memilki tekad hati sekuat mereka yang telah & sedang berjuang untuk dirinya.
Saya harus yakin bahwa tujuan-tujuan ini akan menjelaskan arti keberadaan saya di dunia ini sehingga saya bisa menjalani aliran kehidupan ini seperti yang saya & DIA inginkan.
Saya harus selalu ingat bahwa tujuan-tujuan ini akan membuka sebuah kisah tentang perjalanan seseorang yang telah mempertemukan dirinya dengan tujuan hidupnya.
Saya harus selalu ingat bahwa tujuan-tujuan ini akan mengisi seluruh kisah perjalanan tersebut dengan menghubungkan perasaan antara tokoh-tokoh di dalamnya yang dengan tekad kuat berusaha & berjuang untuk memperoleh apa yang mereka inginkan.
Saya harus ingat bahwa tujuan-tujuan ini akan menutup kisah akhir perjalanannya dengan menjelaskan kepada para pembaca tentang sang tokoh utama yang tersenyum bahagia karena telah melewati aliran kehidupan tanpa penyesalan sedikit pun walau mungkin di akhirat kelak ia belum tentu dapat bertatap muka dengan Yang Maha Esa.
Ya Tuhan, terima kasih atas semua yang telah engkau berikan pada hambamu ini, juga terima kasih karena…
Tujuan-tujuan hidup ini telah mempertemukan pikiran hamba dengan pertanyaan seumur hidup sehingga membuka mata hamba untuk melihat jauh ke masa depan dengan VISI.
Tujuan-tujuan hidup ini telah menghubungkan hati hamba dengan pertanyaan seumur hidup sehingga hamba selalu berusaha mengisi kehidupan ini dengan berdasarkan NURANI.
Tujuan-tujuan hidup ini telah menjelaskan diri hamba tentang pertanyaan seumur hidup sehingga kelak hamba bisa menutup akhir kisah hidup hamba tanpa penyesalan sedikit pun dengan mengandalkan INTUISI.
Ya Tuhan jika ENGKAU memperkenankan, hambamu ini ingin menulis takdir hidup yang ingin hamba jalani.
Hamba awali penulisan kisah takdir hidup hamba dengan cerita yang merupakan apa yang telahdirkan kepada hamba sejak lahir hingga hari ini, Saat hamba mulai menulis kisah takdir hidup yang hamba ingink Inilah kisah tersebut…
Seorang anak terlahir dari suatu keluarga sederhana di sebuah kampung di suatu Negara kepulauan. Dia memiliki beberapa saudara dan keluarganya sangat mencintainya. Dia tumbuh dalam keadaan normal hingga suatu hari dia terpaksa dibawa ke rumah sakit karena telah mengalami musibah saat sedang bermain di rumahnya yang sedang tahap renovasi. Akibat kejadian itu dia terpaksa harus kehilangan sebagian penglihatannya sehingga membuatnya tidak bisa bermain dengan leluasa seperti anak-anak pada umumnya dengan tujuan memulihkan kesehatan matanya. Namun ternyata matanya tidak kunjung pulih, dengan berbagai cara keluarganya telah berusaha memulihkan dirinya namun apa daya matanya tetap cacat. Selain dia harus kehilangan sebagian penglihatannya, proses penyembuhannya itu memberikan dampak lain yaitu mengurangi kekebalan tubuhnya & kemampuannya berkomunikasi dengan orang lain. Dan dia pun menjadi penyendiri, hanya memiliki sedikit teman di lingkungannya.
Namun Tuhan Maha Adil karena justru karena sifat penyendirinya dia berhasil mencetak keberhasilan-keberhasilan di sekolahnya yang cukup membahagiakan orang-tuanya. Suatu hari di hari kelulusannya dia menghadapi suatu dilemma karena harus memilih d iantara dua pilihan, bersekolah di sekolah lanjutan impiannya seorang diri atau bersekolah di tempat lain bersama teman-temannya. Saat itu walaupun ia sudah terbiasa menyendiri dia menyadari tentang pentingnya & rasa bahagianya bisa bersama teman-temannya. Ia bimbang, namun pada akhirnya memilih untuk mengejar impiannya & merelakan bisa bersama teman-temannya. Dia pun bersekolah di sekolah lanjutan tersebut sendirian, dengan kemampuan penglihatan, komunikasi, & kekebalan tubuh yang kurang baik.
Awal kehidupannya di sekolah tersebut cukup sulit, namun suatu hari dia bertemu dengan seseorang yang baik hati. Orang itu dengan suka rela membantu dia menghadapi semua kesulitan padahal mereka memiliki kepercayaan berbeda. Mereka pun berteman cukup akrab, tapi sayang pertemanan mereka tidak berlangsung lama, orang itu harus pergi ke luar negeri bersama keluarganya. Dia sangat terpukul atas kepergian temannya itu, namun orang itu berjanji bahwa kelak mereka akan bertemu kembali. Orang itu meminta dia untuk menunggunya. Dia pun berjanji akan menunggu temannya itu. Sampai saat ini pun dia itu masih menunggu kedatangan orang itu.
Waktu pun terus berputar tak terasa sudah waktunya kelulusan, dia pun melanjutkan ke sekolah kejuruan dengan pertimbangan supaya lekas memperoleh pekerjaan. Di sekolah itu ia banyak berjumpa dengan orang-orang yang kelak akan membantunya menulis kisah hidupnya. Di antaranya adalah sekelompok orang yang telah banyak membantu dirinya, yang telah ia siapkan sebuah buku khusus di hatinya untuk ia tulis kisah-kisah hidupnya sebagai kenang-kenangan di akhir hidupnya kelak . Di sekolah itu juga ia bertemu seseorang yang sangat dia sukai namun terpaksa harus dia lupakan karena orang itu tidak suka padanya. Namun dia merasa yakin kelak akan bertemu dengan orang itu kembali.
Tak terasa waktu pun bergulir begitu cepat, saat kelulusan tiba. Dia salah satu orang yang beruntung karena telah memperoleh pekerjaan sebelum pengumuman kelulusan tiba. Di tempat kerjanya itu ia bekerja dengan giat karena akhirnya dia mempunyai kesempatan untuk bisa membalas jasa orang tuanya. Dalam hatinya ia berjanji akan membiayai sekolah adiknya untuk meringankan beban keluarganya & agar kakaknya bisa lekas menikah, sudah waktunya dia mengambil alih beban yang selama ini ditanggung oleh kakaknya. Sudah saatnya kakaknya membina rumah tangga dan memulai kehidupan barunya.
Dunia kerja memang luar biasa, di tempat kerjanya itu dia berjumpa banyak sekali orang-orang luar biasa, salah satunya adalah pimpinannya. Pimpinannya telah membuka matanya untuk bisa melihat dunia wirausaha dan salah satu elemen penting di dalam dunia tersebut. Pimpinan itu juga berhasil membuatnya mempelajari elemen tersebut dengan seluruh kemampuannya untuk memajukan perusahaan. Dan pemimpin itu berjanji akan mengajarinya lebih dalam tentang elemen itu tapi sayang pemimpin itu tidak pernah melakukan. Pemimpin itu mengingkari perkataan yang ia ucapkan & mengecewakannya.
Di samping bertemu dengan pemimpin itu ia juga bertemu dengan seseorang yang mirip dengan dirinya berjuang untuk membiayai sekolah adiknya & juga biaya kuliah dirinya. Dia sangat bersimpati sekali terhadap orang itu. Dia ingin menjaga & merangkul orang itu. Dia seperti melihat dirinya dalam diri orang itu. Namun orang itu memilih jalan yang lebih ekstrim dari dia dengan membiarkan dirinya terbelenggu di tempat itu dalam beberapa waktu ke depan demi membiayai sekolah adiknya & dirinya. Dia ingin sekali berkata pada orang itu bahwa dia sangat kagum pada orang itu dan ingin sekali bisa membantunya. Hingga sesaat rasa simpati itu berubah menjadi suka tapi dia selalu langsung menepis perasaan itu, orang itu akan lebih bahagia jika bersama orang lain lagi pula dia sangat sadar bahwa di masa datang perjalanan hidupnya akan cukup rumit. Tapi walaupun demikian dia selalu memperhatikan orang itu bahkan hingga saat ini dan berharap orang dapat mewujudkan semua impiannya.
Di tempat itu dia juga bertemu seseorang yang bisa membuatnya tertawa lepas, seorang pemimpin sejati, & seorang pengkhianat. Selain itu juga dia bertemu seorang wirausahawaan muda. Wirausahaan muda ini tertarik dengan pola pikir dia. Mereka pun bekerja sama namun sayang kerja sama mereka berlangsung singkat karena si wirausahawan muda diberhentikan dari tempat kerjanya. Dia ditinggalkan si wirausahawan muda juga dikecewakan pemimpinnya, ditambah penghasilan tambahannya pun berkurang akibat kegiatan produksi yang mengalami penurunan. Kini dia merasa situasinya sudah tidak kondusif lagi, di saat yang sama dia memperoleh informasi tentang peluang kerja dari salah satu temannya dulu (salah satu tokoh dari buku yang akan ditulisnya). Saat itu dia merasa Tuhan telah menunjukan takdir hidupnya. Dan setelah berpikir cukup lama, memang ini adalah salah satu jalan agar dia bisa keluar dari semua masalahnya. Dia berniat bekerja beberapa saat di sana hingga mempunyai dana yang cukup untuk membiayai sekolah adiknya hingga lulus kemudian mengundurkan diri dan mengejar impiannya.
Dia pun menggunakan informasi itu dengan sebaik-baiknya & bekerja di sana. Di sana dia bertemu dengan dua orang yang dia janjikan bahwa kelak setelah dia sukses, akan dia kunjungi dan ajak untuk bekerja sama dengan syarat mereka harus berjuang dengan sekuat tenaga untuk mencapai impian mereka hingga hari pertemuaan dengan dia di masa mendatang. Di sana juga dia mulai membuat pembukaan penulisan buku yang akan menjadi kenangan-kenangan untuk dirinya. Selain itu dia pun memberi tahu temannya (salah satu tokoh dari buku yang akan ditulisnya) entah kenapa dia merasa di masa datang dia akan berjalan berlawanan arah dengan temannya tersebut.
Semua berjalan sesuai perkiraan, dia bekerja beberapa saat di sana hingga mempunyai dana yang cukup untuk membiayai sekolah adiknya hingga lulus kemudian mengundurkan diri. Setelah dia mengundurkan diri, dia sekuat tenaga berjuang agar bisa memperoleh tempat kerja yang dekat rumahnya agar dia bisa mewujudkan impiannya atau lebih tepatnya tujuan hidup yang dia inginkan. Karena sebenarnya dia telah membuang impian-impiannya setelah menyadari apa yang mendasari impian-impiannya itu. Baginya impian seperti daun yang terikat pada sebuah ranting bernama tujuan hidup. Dia lebih fokus bagaimana membuat ranting yang kuat untuk mengikat daun daripada mengurus daun yang akan gugur begitu tertiup angin topan ataupun musim panas berkepanjangan. Dia berusaha lebih memahami alasan-alasan yang membuat impian itu dan memperkuatnya dengan segala cara. Dia mulai mengibaratkan bahwa perjalanan hidupnya seperti sebuah pohon di mana batangnya adalah takdir, rantingnya adalah tujuan hidup, daunnya adalah impian, dan buahnya adalah amal perbuatan.
Dia berusaha membuat pohon kehidupannya terus tumbuh, di mulai dengan mencari pekerjaan baru. Ditambah saat ini dia sedang membuat artikel ini agar pertumbuhan pohon kehidupannya bisa lebih baik lagi.
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Walaupun dia telah berjuang dengan keras ternyata sangat sulit untuk bisa memperoleh pekerjaan di sekitar rumahnya. Namun dia tetap yakin akan memperolehnya, lagipula dia masih punya cukup waktu hingga waktu yang telah dia tetapkan. Dia mengisi waktu kosongnya itu dengan membuat beberapa karya seni seperti design rumah impiannya, design pohon keluarganya, dan lain-lain. Di selang-selang waktunya dia juga melakukan beberapa penelitian tentang beberapa hal yang ingin dia coba pahami seperti hubungan antara kemajuan suatu bangsa dengan legenda-legenda di Negara tersebut. Dia tertarik untuk mempelajari hubungan antara kemajuan Negara jepang dengan legenda samurai yang menggunakan BUSHIDO sebagai prinsip hidupnya. Dia juga tertarik untuk meneliti hubungan antara kemajuaan Macan Asia yang baru (Negara Cina) dengan legenda Jenderal-jenderal perangnya yang menggunakan THE ART OF WAR karangan Sun Tzu untuk memenangkan berbagai peperangan di masanya. Dan banyak lagi. Dia juga mulai merancang pondasi kerajaan bisnisnya di masa depan bersama salah satu temannya di sekolah kejuruan dahulu. Tapi sayang temannya itu cukup sibuk sehingga belum bisa membantunya. Dia pun bisa memahami keadaan temannya itu dan berkata bahwa dia akan menunggunya. Dia yakin bahwa temannya akan datang dan membantunya. Lagi pula temannya itu telah berjanji. Dia yakin, sangat yakin sekali.
Waktu pun berlalu tidak terasa sudah cukup lama dia menunggu. Menunggu kedatangan temannya, menunggu memperoleh pekerjaan yang dia inginkan. Artikel ini pun telah selesai dia buat. Dia pun mulai mengirimkan kepada orang-orang yang dia yakini akan membantu menulis kisah hidupnya untuk menyemangati mereka, untuk memberi tahu mereka apa yang ia pikirkan. Artikel ini dia kirimkan tanpa identitas pengirim yang jelas karena dia ingin mengetahui pola pikir orang-orang itu lebih dalam dan menyakinkan dirinya bahwa mereka adalah orang-orang yang dia cari selama ini. Tetapi untuk seseorang dia mengirimkan dengan identitas aslinya,
Berbagai macam respon muncul dari orang-orang yang dia kirimi. Beberapa berhasil memecahkan orang yang menulis artikel ini dan mengirimkan artikel balasan karena merasa perlu memberi tahu apa yang mereka pikirkan. Dia menyambut artikel itu dengan sangat senang karena orang yang mengirim artikel balasan adalah orang yang dia cari selama ini. Tapi walaupun dia merasa senang, dia memilih tetap diam dan tidak merespon artikel balesan yang ia terima. Dia menunggu waktu yang tepat untuk bertemu dan berbincang-bincang dengan mereka.
Waktu pun berlalu, dia akhirnya memperoleh pekerjaan yang dia inginkan dan memulai progam-progam yang telah dia rancang selama ini. Dia juga bertemu dengan orang-orang yang mengirimkan artikel balasan kepadanya, Dia menceritakan kepada orang itu tentang apa yang ingin ia bangun & buat bersama orang-orang itu. Pembicaraan di antara mereka berjalan cukup baik. Mereka pun bahu-membahu membangun impian mereka dengan sekuat tenaga. Mereka bekerja, belajar di universitas, sambil membangun pondasi kerajaan bisnis mereka.
Tahun 2015 memang merupakan tahun fenomenal bagi Negara kepulauan tempat dia tinggal. Tahun itu dia dan temannya mulai mengoperasikan roda kerajaan bisnis. Kerajaan bisnis mereka mulai tumbuh. Walaupun sempat terjadi beberapa guncangan namun mereka berhasil melewatinya dengan dengan baik.
Mereka terus berjuang hingga kerajaan bisnis mereka mulai berkembang.
Dua tahun setelah itu dia menikah dengan seseorang yang mengerti sekali akan dirinya, mereka hidup bahagia. Dia berjanji bahwa akan setia pada pasangannya itu hingga akhir hayat. Setelah menikah dia mengajak pasangannya itu ke luar negeri untuk mengunjungi temannya sewaktu sekolah dulu. Yang dia tunggu-tunggu kedatangannya sejak dahulu. Mereka akhirnya bisa bertemu dan berbincang-bincang hingga sampai pada suatu perbincangan tentang masa depan tanah airnya dan Negara tempat temannya tinggal. Temannya mengatakan sepertinya tak lama lagi tanah air itu akan mengalami krisis yang diakibatkan oleh Negara tempat tinggal temannya. Karena sekarang Negara kepulauan itu sudah menjadi ancaman bagi Negara tempat tinggal temannya. Di situ mereka mulai berselisih paham, temannya meminta dia untuk keluar dari Negara kepulauan tersebut dan tinggal bersamanya dengan begitu dia bisa terhindar dari krisis tersebut. Tapi dia menolaknya, walaupun dia tahu temannya melakukan itu demi masa depannya. Perselisihan di antara mereka pun tak terelakan. Lalu dia pun pulang ke negaranya dan mereka tidak pernah bertemu lagi.
Dia pun tiba di Negara kepulauan, dan mulai mengembangkan kerajaan bisnisnya dengan informasi-informasi yang dia peroleh di selang-selang waktu ketika berkunjung ke tempat temannya dahulu. Dia khawatir akan perkataan temannya menjadi kenyataan dan negaranya mengalami krisis kembali. Walaupun dia sangat sadar bahwa suatu saat perekonomian negaranya akan terguncang kembali. Tapi jika hal itu akan terjadi dalam beberapa tahun lagi rasanya terlalu cepat pikirnya. Negaranya baru saja memulai masa keemasannya, apakah masa ini akan segera berakhir? Pikiran itu terus menghantui dirinya.
Tahun dan tahun berlalu, saat ini kerajaan bisnisnya sudah semakin berkembang. Sekarang mereka sudah memiliki pabrik sendiri dan mulai go public. Perusahaan mulia masuk pasar saham. Dia pun sekarang sudah memiliki seorang anak, seseorang ia harapkan kelak dapat menjadi dirinya sendiri. Dia menyadari dengan lahirnya anak ini, tanggung-jawabnya semakin bertambah. Dia harus bekerja dengan lebih giat guna mempersiapkan masa depan anaknya ini. Namun di samping itu dia juga harus berusaha meluangkan waktu untuk keluarganya lebih banyak dari sebelumnya demi keharmonisan keluarganya.
Sebenarnya ada hal yang dia takuti sejak memulai kerajaan bisnisnya beberapa tahun silam. Yang ia tahu adalah saat tersulit dalam hidupnya. Ketika dia harus mengkhianati dirinya sendiri, salah satu hal yang paling menyakitkan bagi dirinya. Ketika dia harus mengubur salah satu dari 3 senjata yang akan dia gunakan untuk membangun kerajaan bisnisnya kelak. INTUISI nya mengatakan itu pada dirinya bahwa kelak akan tiba masa ketika dia harus mengubur NURANI nya demi mengejar VISI yang lebih besar. Saat hal itu terjadi, hanya akan ada 2 pilihan, mengikuti NURANI dan mengorbankan para pekerja dan pengorbanannya selama ini atau mengikuti VISI dan mengkhianati dirinya sendiri. Di mana dia harus melakukan korporasi dan konspirasi untuk mempertahankan kerajaan bisnisnya. Dia sangat sadari ketika dia akan memulai berbisnis, korporasi & konspirasi adalah sesuatu yang sangat sulit untuk dihindari dalam usaha pengembangan bisnisnya kelak berdasarkan VISI yang telah buat, Namun di samping itu dia juga menyadari bahwa korporasi dan konspirasi bertentangan dengan apa yang telah diajarkan oleh agama kepercayaannya, yang NURANI-nya yakini.
Setelah masuk ke pasar saham hal yang ia takutkan pun terjadi. Dan dia dipaksa harus melakukan korporasi dan konspirasi agar usahanya bisa terus berkembang. Saat itu NURANI nya benar-benar menderita sekali tapi ia tahu ini bahwa suatu saat hal ini memang akan terjadi. Satu hal yang bisa dia lakukan untuk mengurangi penderitaan NURANI-nya itu adalah dengan tetap hidup sederhana dan banyak membantu lingkungan di sekitarnya walaupun dia tahu dengan apa yang ia miliki saat ini dia bisa hidup lebih dari itu. Dia tidak ingin lebih menyakiti NURANI nya dengan menghamburkan uangnya, karena dia melakukan semua ini bukan demi uang tapi demi VISI. Dia sangat sadar kelak akan sulit sekali menjalankan roda kerajaan bisnis dengan menggunakan NURANI sepenuhnya, setelah memahami fakta sejarah yang telah terjadi. Terkadang NURANI harus dikesampingkan namun tidak dihilangkan.
Tahun-tahun telah berlalu sejak awal perusahaannya masuk ke pasar saham. Negaranya mulai mengalami krisis seperti yang dikatakan temannya dahulu. Masa keemasan mulai mendapat gangguan. Beberapa perusahaan di pasar saham sudah ada yang bangkrut karena krisis ini. Perusahaannya pun bagai telur di ujung tombak. Perusahaannya terancam bangkrut dan salah satu jalan terbaik untuk menyelamatkan perusahaannya adalah menjual sebagian besar sahamnya ke pihak asing guna mendapatkan dana segar untuk mempertahankan kelangsungan perusahaan. Namun dengan melakukan itu akan dapat mengubah VISI dari perusahaan. Entah apa yang akan dilakukan pihak asing nanti pada perusahaannya yang telah didirikan dari nol bersama temannya itu. Berulang-ulang kali telah diadakan pertemuan untuk mencari solusi dari masalah-masalah tersebut dan menghindari opsi penjualan saham ke pihak asing, namun sayang hasilnya nihil. Di samping itu sepertinya ada beberapa orang dari pihak manajemen yang menginginkan agar pihak asing mulai mengaakusisi perusahaan tersebut.
Setelah dilakukan perundingan terakhir akhirnya diperoleh kesepakatan bahwa perusahaannya akan menjual sebagian besar dari sahamnya ke pihak asing. Namun dia tetap tidak setuju dan memutuskan untuk mundur dari perusahaan itu dan menjual seluruh saham yang ia miliki pada temannya, dia mempercayakan harapannya itu pada temannya. Dia berkata pada temannya itu “ Dahulu aku pernah berkata bahwa kelak kita akan membangun sebuah perusahaan hebat, namun setelah itu mungkin aku akan berjalan di jalan yang berbeda denganmu. Kurasa inilah waktunya kupercayakan sebagian harapanku ini padamu. Kelak pada saat yang tepat belilah kembali saham dari pihak asing itu dan kembalikan perusahaan kita ke jalannya. Aku tahu kamu bisa.”
Setelah menjual saham itu, dia mulai membuka usaha di sekitar rumahnya & bekerja di tempat lain. Saat itu usia anaknya sudah belasan tahun. Dia pun mulai mendidik anaknya untuk merasakan seperti apa dunia kerja. Saat itu dia lebih banyak meluangkan waktu bersama keluarganya. Waktu pun telah berlalu kini anaknya telah menikah dan mempunyai seorang anak. Dia sekarang telah menjadi seorang kakek. Dia menyadari bahwa waktunya sudah dekat. Sebentar lagi tiba waktunya, ketika dia harus meninggalkan keluarganya demi mengejar tujuan hidupnya yang terakhir. Dia harus melakukannya karena memang ini akhir perjalanan yang ia inginkan.
Di usia berkepala lima dia meninggalkan keluarganya. Namun sebelum kepergiannya itu ia memberikan artikel ini, buku-buku yang telah ia selesaikan, hasil-hasil penelitiannya, dan sebuah peti berisi sejumlah tabungan yang telah ia kumpulkan untuk anaknya. Dia juga meminta maaf kepada istrinya karena tidak bisa menemani istrinya hingga akhir seperti yang ia janjikan dahulu. Dia berharap istrinya bisa hidup bahagia bersama anak & cucunya. Kelak jika ada kesempatan ia berjanji akan mengunjungi mereka. Lalu dia pun pergi ke suatu tempat di daerah pedalaman, ke sebuah pedesaan. Di situ dia hidup menyendiri untuk fokus beribadah kepada-NYA sambil mendirikan sebuah sekolah sederhana untuk mendidik anak-anak di desa tersebut. Terkadang di sela-sela waktunya ia melanjutkan menulis buku-bukunya yang belum selesai. Hingga akhir hayatnya ia tinggal di pedalaman tersebut. Sebelum meninggal ia menitipkan sebuah surat kepada kepala desa tersebut untuk dikirimkan ke keluarganya. Ia pun meninggal dan dimakamkan di tempat itu. Beberapa waktu setelah menerima surat darinya, keluarganya datang ke pedalaman tersebut. Di satu sisi keluarganya sangat sedih sekali akan kepergiannya, namun di lain sisi mereka bahagia karena orang yang sangat mereka cintai tersebut bisa mengakhiri hidup seperti yang ia inginkan dan hidup tanpa penyesalan sedikit pun. Di bekas rumahnya di pedalaman itu anaknya menemukan beberapa buku yang ia tulis. Di antara buku-buku tersebut terdapat sebuah buku yang ia tunjukkan khusus untuk sahabatnya di luar negeri, sebagai permohonan maaf karena dia belum sempat membalas kebaikannya waktu dahulu. Di akhir buku itu tertulis bahwa ia berharap kelak salah satu keturunannya dapat mengunjungi & membantu keturunan temannya itu.
Di bukunya yang lain ia menceritakan kisah-kisah hidup teman-temannya. Dan hampir di semua buku terdapat tulisan, “Hiduplah dengan tujuan yang engkau inginkan hingga akhir agar kelak tidak penyesalan karena hidup hanya sekali, manfaatkanlah sebaik-sebaiknya”.
———————————————————————————————————————————
Jika diperkenankan itulah takdir yang hamba inginkan. Yang hamba ingin ENGKAU berikan. Namun demikian takdir apapun yang akan kau berikan pada hamba, hamba akan berusaha menjalankannya dengan sebaik-baiknya dan hidup tanpa penyesalan sedikit pun.
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Pertanyaan seumur hidup berikutnya yang ingin saya cari tahu jawabanya, Apakah takdir yang akan membimbing saya? Atau saya yang akan membimbing takdir sesuai dengan apa yang telah saya tulis seperti di atas? Jawaban hanya akan terjawab oleh waktu.
Terima kasih karena telah membaca artikel ini.
Ditulis untuk diri saya sendiri & juga orang-orang yang saya yakini akan membantu menjawab pertanyaan seumur hidup saya.
Be an Innovator, for change the world better than now.
~Regalia_52~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar