
Cantik parasmu bagai warna burung surga
Seperti penjaga menunggu fajar
Di tepi sungai kita menanti
Cahaya mentari mulai berpendar
Sejak subuh tadi, hujan t’lah berhenti
Pertanda gelapnya malam segera memudar
Di jalan setapak, kaki kita mulai meniti
Bersama kita mengayun langkah
Menyusuri sungai yang setia mengalirkan air
Membuyar dua ikan yang bermanja di akar nipah
Dingin membasuh kaki, gemericik air
Menuju rumpunan bambu kita kan mendaki
Di balik dedaunannya kita kan berhenti
Sebentar lagi para jantan kan berdansa mengumbar cinta
Agar menyatu dengan para betina, itu yang mereka pinta
Kulirik engkau sebentar-sebentar
Cantik parasmu, harum rambutmu, dadaku bergetar
Gerai rambutmu semerbak wangi seperti minyak cendana
Kau duduk di dekatku sambil memandang ke atas sana
Andai aku si Cendrawasih jantan yang lihai menari
Kan kurayu kau sang betina dan tak akan kubiarkan berlari
Mendekatimu kukepak sayapku perlahan-lahan
Merapat, kutatap matamu yang lembut sayu nan menawan
Matamu bagai permata safir
Senyummu, darah dalam nadiku semakin berdesir
Andaikan kita bisa terbang jauh bersama-sama
Kalau lelah di tepi pantai, kita hinggap di dahan palma
Gairah cinta kita, bagai laut biru bergemuruh ombak
Dimabuk cinta, bagi kita lebih nikmat daripada menegak tuak
Semoga setelah ini kita kan bersua lagi
Ke negeri jauh pun menemuimu ku akan terbang pergi
Ubud Bali, 23 Jan 2012