Rabu, 11 Mei 2011

Surat palestina II

0 comments
Kepada Saudaraku,

Umat Islam

di belahan bumi manapun



Assalamu’alaykum wr wb

Kaifa halukum, bagaimana kabar kalian? Semoga masih dan selalu dalam keselamatan dan lindungan rahmat Allah SWT.



Alhamdulillah, kami di sini, umat Islam di tanah para Nabi nan mulia, masih diberikan Allah semangat perjuangan yang insya Allah akan selalu bergelora. Tentunya didukung pula oleh do’a-do’a dari kalian, saudara-saudara kami dari seluruh penjuru dunia.



Saudaraku, sedang sibuk apa kalian? Masih berkutat dengan jihad akademis: sekolah dan kuliah, atau jihad mencari rizki dari Allah? Bagaimana semua kegiatan kalian, masih aman, damai dan sentosa kan? Insya Allah kami juga selalu ingat kalian dalam do’a-do’a kami. Oh iya, jangan lupa ya, niatkan semuanya untuk Allah, agar bernilai pahala di sisi-Nya.



Kami di sini, alhamdulillah, masih sibuk dengan aktivitas rutin kami. Yang laki-laki sibuk rapat sana-sini untuk menentukan strategi apa yang jitu untuk melawan kebiadaban Israel. Tapi dibandingkan rapat, mereka jauh lebih sibuk dalam amal nyata di lapangan, berperang itu sendiri.



Sedangkan yang perempuan, masih dan akan selalu sibuk mendidik anak-anaknya, agar paham akan Islam dan membangun militansi mereka untuk bersama-sama berjuang dengan orang-orang dewasa melawan kebengisan tentara dan pemerintah Israel.



Saudaraku, ’sesungguhnya orang Islam itu bersaudara’, kata Allah. Berarti, kita harus saling mendo’akan ya... Insya Allah kami akan selalu ingat kalian jika kami berdo’a, agar kalian selalu diliputi kebahagiaan di dunia dan akhirat, serta dapat mencapai apa pun yang kalian cita-citakan. Oh iya, ngomong-ngomong, apa sih cita-cita kalian?



Lalu, sekali lagi karena kita bersaudara, kami juga mohon do’a restu dari kalian ya. Sama, agar cita-cita kami semua di sini bisa tercapai. Lebih jelasnya, cita-cita kami adalah kemerdekaan tanah ini dari penjajahan Israel. Jikalau kami tidak sempat melihat kemenangan dan kemerdekaan kami itu, biarlah kami merealisasikan cita-cita kami berikutnya, yaitu syahid di jalan Allah dan menjemput jannah-Nya yang indah.



Mungkin beberapa dari kalian heran, mengapa kami terkesan sangat berani mati. Karena itulah jawabannya Saudaraku, tiada sesuatupun yang bisa menghalangi kedua cita-cita kami itu. Sejak kecil kami sudah dididik untuk tidak takut terhadap apa pun kecuali Allah, termasuk kematian. Sangat logis bukan, jika seseorang rela mengorbankan sesuatu yang kecil (kehidupan dunia) dan fana untuk mendapatkan sesuatu yang jauh lebih besar, indah, menyenangkan, dan abadi (kehidupan akhirat)? Dan tahukah kalian, hal itulah yang sangat menakutkan Israel. Karena sehebat dan secanggih apapun senjata modern mereka, kami tidak pernah gentar maju menyerang mereka, dengan atau tanpa apapun. Meskipun anak-anak kami hanya bersenjatakan ’peluru-peluru’ batu.



Saudaraku, kami bangga. Kami dididik langsung oleh Allah dengan perjuangan dan pengorbanan yang menjadi santapan bangsa kami sehari-hari. Berita kematian, yang sesungguhnya adalah berita kehidupan baru yang abadi di sisi Allah, ups, bukan berita kematian, maksud saya, berita kesyahidan, adalah menu sarapan rutin orang-orang dewasa kami, atau seri ’dongeng’ pengantar tidur anak-anak kami. Bukan, memang bukan dongeng. Hanya saja dibacakan pada waktu anak-anak di negeri kalian dibacakan dongeng oleh orang tuanya sebelum tidur. Dongeng bertemu putri cantik yang baik hati, bagi kami adalah mimpi bertemu bidadari surga yang jeli dan indah matanya, di surga, jika kami beroleh kehormatan syahid..



Di dinding rumah-rumah kami, banyak terpampang foto atau poster orang-orang Palestina yang telah syahid, dan hal itu senantiasa menyemangati kami untuk menyusul mereka. Atau kalau tidak, hanya ada satu pilihan, merdeka, lalu mengusir dan menghapus Israel dari peta dunia.



Do’akan kami ya, Saudaraku..

Dari : Eka Budi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar